Daarul Muttaqien 2 Tangerang

ISTYFAD GENERATION  ISTYFAD adalah nama dari sebuah angkatan ke-2 pesantren modern daarul muttaqien 2 tangerang,yang akan di wisuda pada bulan mei 2018 ,mereka semua adalah santri kelas akhir,yang sudah melewati dan di kategorikan lulus dari ujian ujian dan program niha'ie,angkatan kedua ini diharapkan mampu melahirkan cendekia cendekia yang berwawasan yang islami dan modern ,serta mampu membawa nama baik pesantren di khalayak masyarakat luas. ISTYFAD sendiri memiliki arti dalam bahasa indonesia yaitu ''Persatuan umat muslim didalam memperkokoh atau memperkuat hati hati nya dan melaksanakn perintah agama. adapun makna dari setiap lambang yang tersusun  1.lafadz Allah dibagian atas sebagai sang pencipta alam semesta  2.rantai melambangkan persatuan tali persaudaraan  3.cahaya pink melambangkan lemah lembut dalam bersikap 4.tulisan ISTYFAD ditengah lambang ,melambangkan agar kita dapat menyebarkan islam di seluruh dunia 5.bumi melam

perfotoan dewan guru dengan pimpinan pondok pesantren modern daarul muttaqien 2 Tangerang,sabtu 7-April-2018 di lapangan daarul muttaqien ,kegiatan rutin yang dilakukan pesantren guna documentasi arsip pesantren,guru yang tergabung dari beberapa alumni pesantren daarul muttaqien 1 cadas tangerang dan Al-amien Prenduan Madura dan beberapa pesantren lainnya sebaga tenaga didik yang ontime 24 jam mengawasi seluruh kegiatan aktivitas santri yang mukim didalam pesantren,pengawas dan pengontrolan rutin dilakukan dan diawasi juga oleh MPO (MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI SANTRI) ,mendidik para santri didalam maupun diluar kelas adalah tanggung jawab bersama dewan guru di pesantren ,guna membentuk karakter santri yang berintelektual tinggi berahlaqul karimah .

''catatan sang perantau'' film pendek hasil karya santri kelas 4 pesantren modern daarul muttaqien 2 tangerang dengan segala keterbatasan dan media yang ada kisah tentang persahabatan seorang santri yang berada di pesantren daarul muttaqien  2 dia adalah seorang santri penyendiri dan dia adalah santri perantau dari kota sumatra barat kehidupan dia di pesantren sangat amat sedih karena di tidak memiliki teman bahkan saja dia tidak mempunyai saabat satupun hanya saja ada yang sedikit peduli dengan nya dan dia mempunyai tujuan agar teman yg sering menghina nya dan mencaci makinya bahkan mengucilkan nya akan sadar terhadap perilaku yang mereka lakukan terhadap santri perantau itu perlahan demi perlahan dia menyadarinya tetapi bagi dia sangat amat susah untuk menyadarinya dan pada waktu itu mungkin ada kesempatan lagi untuk menyadarinya dan mungkin hati mereka telah terbuka tidak seperti awalnya sangat susah sekali untuk menyadarinya. dan tepat pada sore itu ada